Ketika marah dan ketika dalam kondisi emosional lainnya, pikiran seseorang tidak akan berfungsi dengan baik. Karena itu seringkali seseorang menyesali keputusan-keputusan yang telah diambil ketiak sedang dalam keadaan marah. Berdasarkan pertimbangan inilah, Rasulullah SAW menasehati para sahabat untuk tidak mengeluarkan keputusan-keputusan ketika sedang marah. Abu Bakrah menulis surat kepada Abdullah, anaknya, yang menjadi hakim di Sijistan, "Engkau jangan memutuskan satu hukum kepada dua orang (yang berperkara) ketika engkau dalam keadaan marah. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Hendaklah salah seorang di antara kalian tidak menjatuhkan putusan hukum kepada dua orang saat sedang marah".
Sebab, pikiran tidak bekerja secara normal ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, maka Rasulullah SAW menganggap tidak sah talak yang dijatuhkan seorang suami kepada istrinya saat ia sedang marah. Aisyah meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada talak dan pembebasan budak dalam kondisi sangat marah".
Sebenarnya, luapan emosi yang tinggi dapat melemahkan fungsi-fungsi pikiran. Manusia tidak akan mampu berpikir dengan baik dan tidak bisa memberikan keputusan yang tepat ketika sedang marah. Efek seperti ini tidak hanya ditimbulkan oleh rasa marah, namun juga oleh letupan emosi lainnya yang sifatnya berlebihan. Cinta, misalnya, terkadang perasaan tersebut dapat menghambat seseorang untuk berpikir jernih. Rasulullah SAW telah mengisyaratkan hal ini dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda', beliau bersabda, "Cintamu terhadap sesuatu selain Allah Ta'ala dapat membutakan dan menulikan".
Ketika seseorang tidak lag imampu berpikir jernih maka ia telah kehilangan ciri-ciri penting yang membedakan manusia dengan hewan, yang akan menyebabkan seseorang mudah jatuh ke dalam kekeliruan. Dalam kondisi marah, manusia akan menjadi tunggangan setan dan mengarahkannya pada banyak kesalahan. Baik dalam ucapan maupun tindakan yang kemudian akan disesalinya ketika rasa marahnya tersebut sudah reda dan kembali dapat berpikir jernih. Ketika Aisyah marah karena rasa cemburunya kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Telah datang setanmu".
Ketika Aisyah sedang marah dan dipenuhi perasaan cemburu, setan mendatanginya dan semakin membuat ia marah, karena pikirannya yang sehat pada waktu itu sudah tidak bisa bekerja dengan baik. Setan telah mengobarkan api kemarahannya lantaran rasa cemburu yang berlebihan. Dengan demikian maka setan akan semakin mudah untuk menggoda manusia dalam kondisi marah. Setan akan mampu mempengaruhi manusia melalui titik-titik kelemahannya, terutama melalui pengaruh syahwat dan ledakan emosi.
Sumber gambar: citraindonesia.com |
Sebenarnya, luapan emosi yang tinggi dapat melemahkan fungsi-fungsi pikiran. Manusia tidak akan mampu berpikir dengan baik dan tidak bisa memberikan keputusan yang tepat ketika sedang marah. Efek seperti ini tidak hanya ditimbulkan oleh rasa marah, namun juga oleh letupan emosi lainnya yang sifatnya berlebihan. Cinta, misalnya, terkadang perasaan tersebut dapat menghambat seseorang untuk berpikir jernih. Rasulullah SAW telah mengisyaratkan hal ini dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda', beliau bersabda, "Cintamu terhadap sesuatu selain Allah Ta'ala dapat membutakan dan menulikan".
Ketika seseorang tidak lag imampu berpikir jernih maka ia telah kehilangan ciri-ciri penting yang membedakan manusia dengan hewan, yang akan menyebabkan seseorang mudah jatuh ke dalam kekeliruan. Dalam kondisi marah, manusia akan menjadi tunggangan setan dan mengarahkannya pada banyak kesalahan. Baik dalam ucapan maupun tindakan yang kemudian akan disesalinya ketika rasa marahnya tersebut sudah reda dan kembali dapat berpikir jernih. Ketika Aisyah marah karena rasa cemburunya kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Telah datang setanmu".
Ketika Aisyah sedang marah dan dipenuhi perasaan cemburu, setan mendatanginya dan semakin membuat ia marah, karena pikirannya yang sehat pada waktu itu sudah tidak bisa bekerja dengan baik. Setan telah mengobarkan api kemarahannya lantaran rasa cemburu yang berlebihan. Dengan demikian maka setan akan semakin mudah untuk menggoda manusia dalam kondisi marah. Setan akan mampu mempengaruhi manusia melalui titik-titik kelemahannya, terutama melalui pengaruh syahwat dan ledakan emosi.
0 komentar:
Post a Comment