Dari banyaknya pasangan muda-mudi di dunia ini, sudah pasti ada beberapa pasangan yang serasi yang mana pasangan tersebut seakan-akan sulit sekali untuk dipisahkan bahkan mungkin bisa jadi tidak akan terpisahkan. Sebaliknya, jika ada pasangan yang serasi maka sudah tentu ada pasangan yang tidak sepadan (serasi). Kita bahkan bisa melihat mereka dengan rasa heran mengapa dan bagaimana mereka berdua bisa bertemu dan memutuskan untuk menjalin sebuah ikatan.
Beberapa psikolog dan sejumlah pakar kejiwaan mulai berbagi tentang beberapa jenis (tipe) pasangan-pasangan yang serasi dan juga pasangan-pasangan yang tidak akan bisa bertahan lama, bercerai, dan akan bubar. Namun kali ini yang akan kita tunjukkan adalah beberapa pasangan yang sudah pasti akan bubar. Seperti apa jenis pasangan-pasangan tersebut? Scroll ke bawah untuk menyimak lebih lanjut.
1. Pasangan yang salah satunya memiliki kekuasaan lebih (tidak seimbang)
Kekuasaan yang tidak seimbang dalam sebuah hubungan adalah salah satu permasalahan yang sangat rawan dan sangat perlu untuk diperhatikan dengan baik. Sebab, hal itu sangat mengganggu ikatan hubungan yang sudah terjalin. Hal ini diungkapkan oleh seorang peikolog tenama dari New York, Kristin Davis. "Jika seseorang seringkali menanggung beban emosional lebih berat dari pada pasangannya, itu akan dapat mengubah dinamika hubungan dengan sangat mudah", ujar Davis. "Pasangan kita akan menjadi muak, sebab ia akan merasakan hubungan yang tidak seimbang lantaran ia harus seringkali mengalah dan menanggung emosi yang berlebihan", lanjut Kristin Davis. Sebuah hubungan itu memerlukan pengorbanan, perhatian dan juga niat yang tulus.
2. Pasangan yang menanamkan rasa ingin balas dendam terhadap pasangannya (mensabotase diri mereka)
Ketika salah satu pasangan kita berselingkuh dengan orang lain, dan kita membalasnya dengan tidur bersama orang lain, ada juga ketika salah satu pasangan menolak ajakan untuk acara makan malam dengan keluarga yang berujung keduanya sepakat untuk tidak ingin menghadiri makan malam bersama keluarga masing-masing, itulah bisa menjadi sebab hubungan kita dengan pasangan sebentar lagi tinggal cerita.
Menurut Marina Sbrochi, seorang penulis novel tenama mengungkapkan bahwa tindakan ingin membalas dendam atas apa yang dilakukan pasangannya tak lain adalah sebuah tindakan sabotase. Cinta yang tulus akan selalu memaafkan, bukan membalas dengan hal yang sama. Tindakan memaafkan pasangan adalah satu kunci agar suatu hubungan tersebut bisa bertahan dan langgeng.
3. Pasangan yang dipenuhi dengan nafsu semata.
Suatu hubungan yang dihiasi dengan gaya seks yang sehat adalah suatu hal yang kini menjadi gaya hidup kebanyakan orang. Hanya saja, jika kedua pasangan tersebut hanya mementingkan seks semata dalam hubungan mereka itu bisa menjadi hal yang buruk untuk ke depannya. Sebuah hubungan memerlukan lebih dari hanya sekedar seks semata, sebab jika suatu saat salah satu pasangan tidak memiliki mood untuk melakukan hal tersebut, maka pasangan satunya akan begitu mudah kehilangan feel terhadap pasangan. Maka dari itu, jangan biasakan untuk melakukan hubungan seks dengan mudah dengan pasangan kita sekalipun itu adalah hubungan seks yang sehat.
4. Pasangan yang memiliki perbedaan usia terlampau jauh.
Usia memang hanya sekedar angka dalam suatu hubungan, dan hal itu bukanlah suatu hal yang terpenting dalam sebuah hubungan menurut kebanyakan orang. Hanya saja, menurut Marina Sbrochi, perbedaan usia yang terlampau jauh bisa menjadi penyebab hubungan tersebut tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama.
"Ada baiknya seseorang tidak mengencani pasangan yang mempunyai perbedaan usia 20 hingga 30 tahun lebih tua atau lebih muda, sebab perkembangan mental dan pikiran mereka sudah jauh berbeda", kata Marina Sbrochi. "Memiliki jiwa muda memang selalu menyenangkan, akan tetapi ketika seseorang memiliki mental yang cukup matang tidak perlu menghidupkan kembali jiwa muda kita dengan mengencani pasangan yang jauh lebih muda. Begitu juga sebaliknya. Orang yang masih memiliki jiwa muda dengan usia yang juga muda tidak perlu repot-repot hatus mengcapai tahap kematangan mental yang dimiliki oleh pasangan yang jauh lebih tua, itu bisa gawat", lanjutnya.
5. Pasangan yang tidak saling mencintai tapi sulit untuk pisah.
Seorang psikolog lainnya, Gilbert mengatakan ada juga sebuah pasangan yang terjalin oleh sebab terjadinya sebuah drama kehidupan. Hal itulah yang seringkali menyebabkan timbulnya pertengkaran dalam hubungan mereka. Gilbert melanjutkan bahwa hubungan yang seperti ini akan kecil sekali kemungkinannya untuk bisa melanjutkan hubungan mereka.
Dan ketika hubungan tersebut berakhir, biasanya disebabkan oleh rasa lelah dengan situasi dan memutuskan untuk move on, "Itu akan melegakan orang-orang diseklilingnya, termasuk teman dan kerabat mereka", pungkas Gilbert.
Dalam suatu hubungan perlu ada komitmen yang matang dari keduanya terutama dari pribadi pasangan masing-masing. Setiap orang pasti sudah bisa mengukur apakah mereka sudah saatnya menjalin sebuah hubungan atau belum. Jika belum, jangan sekali-kali mencoba untuk menjalin hubungan cinta terlebih hubungan yang serius jika tidak ingin merasakan sakit hati yang begitu dalam.
Sumber gambar: doadankajianislami.com |
1. Pasangan yang salah satunya memiliki kekuasaan lebih (tidak seimbang)
Kekuasaan yang tidak seimbang dalam sebuah hubungan adalah salah satu permasalahan yang sangat rawan dan sangat perlu untuk diperhatikan dengan baik. Sebab, hal itu sangat mengganggu ikatan hubungan yang sudah terjalin. Hal ini diungkapkan oleh seorang peikolog tenama dari New York, Kristin Davis. "Jika seseorang seringkali menanggung beban emosional lebih berat dari pada pasangannya, itu akan dapat mengubah dinamika hubungan dengan sangat mudah", ujar Davis. "Pasangan kita akan menjadi muak, sebab ia akan merasakan hubungan yang tidak seimbang lantaran ia harus seringkali mengalah dan menanggung emosi yang berlebihan", lanjut Kristin Davis. Sebuah hubungan itu memerlukan pengorbanan, perhatian dan juga niat yang tulus.
2. Pasangan yang menanamkan rasa ingin balas dendam terhadap pasangannya (mensabotase diri mereka)
Ketika salah satu pasangan kita berselingkuh dengan orang lain, dan kita membalasnya dengan tidur bersama orang lain, ada juga ketika salah satu pasangan menolak ajakan untuk acara makan malam dengan keluarga yang berujung keduanya sepakat untuk tidak ingin menghadiri makan malam bersama keluarga masing-masing, itulah bisa menjadi sebab hubungan kita dengan pasangan sebentar lagi tinggal cerita.
Menurut Marina Sbrochi, seorang penulis novel tenama mengungkapkan bahwa tindakan ingin membalas dendam atas apa yang dilakukan pasangannya tak lain adalah sebuah tindakan sabotase. Cinta yang tulus akan selalu memaafkan, bukan membalas dengan hal yang sama. Tindakan memaafkan pasangan adalah satu kunci agar suatu hubungan tersebut bisa bertahan dan langgeng.
3. Pasangan yang dipenuhi dengan nafsu semata.
Suatu hubungan yang dihiasi dengan gaya seks yang sehat adalah suatu hal yang kini menjadi gaya hidup kebanyakan orang. Hanya saja, jika kedua pasangan tersebut hanya mementingkan seks semata dalam hubungan mereka itu bisa menjadi hal yang buruk untuk ke depannya. Sebuah hubungan memerlukan lebih dari hanya sekedar seks semata, sebab jika suatu saat salah satu pasangan tidak memiliki mood untuk melakukan hal tersebut, maka pasangan satunya akan begitu mudah kehilangan feel terhadap pasangan. Maka dari itu, jangan biasakan untuk melakukan hubungan seks dengan mudah dengan pasangan kita sekalipun itu adalah hubungan seks yang sehat.
4. Pasangan yang memiliki perbedaan usia terlampau jauh.
Usia memang hanya sekedar angka dalam suatu hubungan, dan hal itu bukanlah suatu hal yang terpenting dalam sebuah hubungan menurut kebanyakan orang. Hanya saja, menurut Marina Sbrochi, perbedaan usia yang terlampau jauh bisa menjadi penyebab hubungan tersebut tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama.
"Ada baiknya seseorang tidak mengencani pasangan yang mempunyai perbedaan usia 20 hingga 30 tahun lebih tua atau lebih muda, sebab perkembangan mental dan pikiran mereka sudah jauh berbeda", kata Marina Sbrochi. "Memiliki jiwa muda memang selalu menyenangkan, akan tetapi ketika seseorang memiliki mental yang cukup matang tidak perlu menghidupkan kembali jiwa muda kita dengan mengencani pasangan yang jauh lebih muda. Begitu juga sebaliknya. Orang yang masih memiliki jiwa muda dengan usia yang juga muda tidak perlu repot-repot hatus mengcapai tahap kematangan mental yang dimiliki oleh pasangan yang jauh lebih tua, itu bisa gawat", lanjutnya.
5. Pasangan yang tidak saling mencintai tapi sulit untuk pisah.
Seorang psikolog lainnya, Gilbert mengatakan ada juga sebuah pasangan yang terjalin oleh sebab terjadinya sebuah drama kehidupan. Hal itulah yang seringkali menyebabkan timbulnya pertengkaran dalam hubungan mereka. Gilbert melanjutkan bahwa hubungan yang seperti ini akan kecil sekali kemungkinannya untuk bisa melanjutkan hubungan mereka.
Dan ketika hubungan tersebut berakhir, biasanya disebabkan oleh rasa lelah dengan situasi dan memutuskan untuk move on, "Itu akan melegakan orang-orang diseklilingnya, termasuk teman dan kerabat mereka", pungkas Gilbert.
Dalam suatu hubungan perlu ada komitmen yang matang dari keduanya terutama dari pribadi pasangan masing-masing. Setiap orang pasti sudah bisa mengukur apakah mereka sudah saatnya menjalin sebuah hubungan atau belum. Jika belum, jangan sekali-kali mencoba untuk menjalin hubungan cinta terlebih hubungan yang serius jika tidak ingin merasakan sakit hati yang begitu dalam.
0 komentar:
Post a Comment