Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sebentar lagi Indonesia akan menjadi tempat munculnya fenomena yang bisa dibilang paling langka di dunia, yaitu terjadinya gerhana matahari total pada tanggal 09 Maret 2016, dikatakan langka sebab terjadinya gerhana matahari total ini terjadi ratusan tahun sekali. Jadi, tidak heran jika banyak juga orang-orang bule yang rela pergi ke Indonesia hanya untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut.
Adapun untuk umat muslim, ketika terjadinya gerhana matahari maka dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah yang disebut shalat sunnah gerhana. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Jika kalian melihat gerhana (matahari dan bulan), maka bersegeralah kalian untuk melaksanakan shalat sunnah". Dari hadits tersebut, sudah jelas tergambar sebuah perintah. Dan jika sudah ada sebuah perintah maka hukumnya sangat dianjurkan.
Anjuran untuk melaksanakan shalat gerhana tersebut adalah untuk mereka yang tempatnya mengalami peristiwa gerhana, sedangkan bagi tempat-tempat yang tidak terjadi gerhana maka tidak ada anjuran untuk melakukan shalat sunnah gerhana, sebab shalat gerhana dianjurkan untuk siapa saja yang melihatnya secara langsung.
Untuk waktu pelaksanaannya shalat gerhana sendiri adalah mulai munculnya gerhana sampai menghilang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Matahari dan bulan ada dua tanda diantara tanda-tanda kekuasan Allah Ta'ala, kedua gerhana itu tidak terjadi karena adanya kelahiran atau kematian seseorang. Maka ketika kalian melihatnya, berdo'alah kepada Allah Ta'ala lalu shalatlah sampai gerhana itu hilang (berakhir)".
Shalat gerhana juga boleh dilakukan ketika masuk pada waktu terlarang untuk shalat. Seperti contohnya jika gerhana matahari tersebut terjadi ketika sehabis waktu ashar yang mana waktu tersebut adalah salah satu waktu terlarang untuk melakukan shalat selain setelah shalat shubuh, maka kita tetap diperbolehkan melaksanakan shalat gerhana pada waktu tersebut. Melihat hadits Nabi yang sudah disebutkan diawal "Jika kalian melihat gerhana, maka bersegeralah kalian untuk melaksanakan shalat sunnah", jadi kapanpun gerhana matahari tersebut muncul maka kita tetap diperbolehkan melakukan shalat. Tidak ada pengecualian waktu melaksanakan shalat gerhana jika melihat dari isi hadits tersebut.
 |
| Sumber gambar: kominfo.go.id |
Anjuran untuk melaksanakan shalat gerhana tersebut adalah untuk mereka yang tempatnya mengalami peristiwa gerhana, sedangkan bagi tempat-tempat yang tidak terjadi gerhana maka tidak ada anjuran untuk melakukan shalat sunnah gerhana, sebab shalat gerhana dianjurkan untuk siapa saja yang melihatnya secara langsung.
Untuk waktu pelaksanaannya shalat gerhana sendiri adalah mulai munculnya gerhana sampai menghilang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Matahari dan bulan ada dua tanda diantara tanda-tanda kekuasan Allah Ta'ala, kedua gerhana itu tidak terjadi karena adanya kelahiran atau kematian seseorang. Maka ketika kalian melihatnya, berdo'alah kepada Allah Ta'ala lalu shalatlah sampai gerhana itu hilang (berakhir)".
Shalat gerhana juga boleh dilakukan ketika masuk pada waktu terlarang untuk shalat. Seperti contohnya jika gerhana matahari tersebut terjadi ketika sehabis waktu ashar yang mana waktu tersebut adalah salah satu waktu terlarang untuk melakukan shalat selain setelah shalat shubuh, maka kita tetap diperbolehkan melaksanakan shalat gerhana pada waktu tersebut. Melihat hadits Nabi yang sudah disebutkan diawal "Jika kalian melihat gerhana, maka bersegeralah kalian untuk melaksanakan shalat sunnah", jadi kapanpun gerhana matahari tersebut muncul maka kita tetap diperbolehkan melakukan shalat. Tidak ada pengecualian waktu melaksanakan shalat gerhana jika melihat dari isi hadits tersebut.
0 komentar:
Post a Comment