Menoreh Tinta - Wahai kaum Muslim yang saleh dan beriman, ketahuilah bahwa pemimpin Muslim tak selamanya mampu menciptakan kepemimpinan yang Islami sekalipun dia Muslim. Sebagaimana pemimpin non-Muslim juga tak selamanya menciptakan kepemimpinan yang tidak Islami sekalipun dia non-Muslim. Islami atau tidaknya suatu kepemimpinan itu tak tertaut erat dengan Agama yang memimpin.
Orang non-Muslim bisa saja menciptakan kota yang Islami jika dia jujur. Sebagaimana orang Muslim juga mungkin saja menciptakan kota yang tidak Islami jika dia tidak jujur. Tidak semua orang Islam itu baik, sebagaimana tidak seluruh orang non-Muslim itu buruk. (Baca: Kemarahan Pada Ahok)
Alhasil, dalam memilih pemimpin, Agama itu hanya salah satu pertimbangan saja untuk memilih, tapi bukan satu-satunya. Meskipun bagi sebagian orang Agama adalah unsur terpenting, tapi tetap saja itu hanya salah satu, bukan satu-satunya. Artinya, kalau Anda sebagai Muslim meyakini bahwa ada Muslim yang lebih baik dan bisa lebih dipercaya ketimbang non-Muslim untuk memimpin, maka pilihlah yang Muslim.
Tapi kalau Anda melihat bahwa yang non-Muslim ternyata lebih mampu dan lebih bisa dipercaya ketimbang yang Muslim, bukanlah suatu keharaman jika Anda memilih yang non-Muslim. Dan inilah yang kami terima dari guru kami di al-Azhar. (Baca: Meluruskan Arti Amar Ma'ruf Nahi Munkar)
Apa dalilnya? Sebelum Anda mengutip ayat al-Quran, timbanglah pernyataan ini dengan kewarasan Anda yang masih sehat dan belum terkontaminasi dengan ajaran kampungan. Percayalah bahwa Islam yang kita peluk tidak pernah bertentangan dengan kewarasan yang masih perawan juga tak akan mungkin bertentangan dengan nilai-nilai keadilan.
Sejauh menyangkut urusan sosial-keduniawian, Islam yang kami peluk bukanlah Islam diskriminatif yang terlampau lebay dalam mempertimbangkan keyakinan. Islam yang kami peluk akan selalu memandang bahwa yang paling terpenting untuk dijadikan pertimbangan dalam memilih pemimpin itu adalah kemampuan dan kejujuran, bukan hanya keyakinan. Karena yang kelak akan diurus oleh seorang pemimpin bukanlah keyakinan, melainkan urusan keduniawian. (Baca: Ingin pintu rezeki terbuka lebar?)
Inilah sejujurnya salah satu keindahan ajaran Islam yang kadang ditutup-tutupi oleh orang-orang yang berpikiran sempit dan politikus-politikus ganteng yang memiliki kepentingan. Tapi kalau memang Anda keukeuh dengan pandangan lain, ya silakan. Tidak jadi persoalan. Asal dengan satu catatan: Jangan suka memaksakan! Kalau memang Anda masih memiliki kewarasan!
0 komentar:
Post a Comment