Dzikir merupakan salah satu media sarana agar kita bisa selalu mengingat Allah Ta'ala di manapun kita berada dan kapan pun itu. Dengan dzikir pula lah segala sesuatu yang membuat hati kita ragu dan khawatir akan hilang dan berubah menjadi kemantapan yang kuat. Hal inilah yang juga dialami oleh seorang sopir angkot bus mini dan mungkin ini juga bisa dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi setiap muslim.
Foto:dream.co.id |
Herman Budianto adalah penulis dari cerita ini sekaligus saksi hidup dari pertemuannya dengan sopir angkot bus mini tersebut. Ceritanya begini:
Pada saat itu Herman sedang menunggu angkot, setiap pagi dia selalu melakukan hal ini untuk pergi ke tempat karjanya yaitu Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa. Berhubunga jarak tempuh rumahnya dengan kantornya cukup jauh maka ia putuskan untuk naik angkot saja agar bisa sekalian istirahatdi dalam angkot untuk menjaga stamina. Tak lama kemudian, angkot pun datang menghampirinya dengan dikemudikan oleh seorang sopir dengan rambut sebahu (agak gondrong).
Ketika angkot tersebut berhenti tepat di hadapan Herman, si sopir langsung menawarkan untuk naik angkot sembari berkata, "Mari pak Haji, angkotnya nggak ngetem kok, langsung nih", begitu kata si sopir angkot tersebut memanggil pak Haji karena Herman pada saat itu memang sedang memakai kopyah bulat berwarna putih. Herman sempat ragu dan berpikir bahwa kata-kata hanyalah sekedar strategi sopir untuk mendapatkan penumpang. Kata "ngetem" adalah bahasa yang sering digunakan para sopir yang berarti "berhenti" di suatu tempat yang biasa dijadikan tempat oleh sopir-sopir untuk menunggu penumpang lain. Ketika berhenti kadang bisa jadi sangat lama dan itulah yang sering dibenci oleh para penumpang.
Akan tetapi Herman tetap memutuskan untuk naik angkot tersebut. Tidak banyak penumpang yang naik di angkot itu, hanya dia dan satu penumpang lainnya. Tak lama kemudian, satu penumpang yang ada di dalam angkot tersebut turun, alhasil sekarang hanya ada Herman dan sopir angkot tersebut. Mulailah Herman mengajak ngobrol-ngobrol dengan sopir.
Awal obrolan itu kebetulan dimulai tepat pada suatu tempat yang biasa dijadikan sopir-sopir angkot lain untuk ngetem menunggu penumpang lainnya, akan tetapi sopir angkot itu ternyata memutuskan untuk terus mengemudikan angkotnya. "Pak, nggak ngetem dulu, penumpangnya kan cuma saya saja?", begitu Herman memulai obrolan itu dengan sebuah pertanyaan. "Tidak usah pak haji, saya memang tidak biasa ngetem, males saja. Lagian itu malah bikin penumpang tidak suka", jawab sopir angkot tersebut yang tampaknya memang jawaban yang jujur. Terlihat dari gaya bahasa dan raut mukanya.
"Kan penumpangnya lagi sepi nih pak, apa tidak khawatir setorannya nanti kurang?", tanya Herman lagi. Dan jawaban si sopir benar-benar membuat Herman terkejut, haru, heran bercampur jadi satu. "Alhamdulillah pak Haji, selama ini selalu saja ada rezeki dari Allah. Sambil nyetir saya berusaha untuk terus berdzikir dan berdoa kepada Allah semoga rezeki saya lancar", jawab si sopir.
"Masya Allah, itu bagus sekali pak. Kalau boleh tahu amalan dzikir apa yang sering pak sopir amalkan?", tanya Herman penuh penasaran. "Saya pernah ikut pengajian di Masjid pak Haji, di situ kita dianjurkan agar tetap membaca istighfar sebanyak-banyaknya. Insya Allah dosa-dosa kita akan diampuni Allah dan dilancarkan rezekinya", jelas tukang sopir angkot itu sambil tersenyum. "Alhamdulillah, semoga diberikan istiqamah berdzikirnya dan rezekinya semakin lancar ya pak ya", kata Herman menguatkan kata-kata sopir angkot itu.
Yang membuat Herman semakin takjub adalah, belum ada 5 menit ia berkata seperti itu satu demi satu penumpang mulai memenuhi angkot itu. Dalam akun Herman ia menceritakan dan menulis "Padahal banyak sekali angkot lain yang kosong pada saat itu". Tak lama kemudian, Herman meminta sopir untuk berhenti sebab sudah sampai di kantor Dompet Dhuafa. "Lho, pak Haji kerja di sini? Kalau begitu nggak usah bayar pak Haji, anak saya pernah di rawat di sini dan gratis", kat asopir angkot tersebut sambil menolak uang yang akan diberikan Herman.
Namun Herman tetap bersi keras untuk membayarnya sambil berkata, "Alhamdulillah pak semoga anaknya tetap diberikan kesehatan, tapi saya tetap mau bayar ya, Assalaamu 'alaikum..." Jawab Herman sambil berlalu dan turun.
"Wa 'alaikum salaam..." terdengar di telinga herman jawaban si sopir dengan fasih.
Itulah kisah yang pernah dialami oleh Herman. Dan ada pelajaran yang sangat penting sekali yang bisa kita jadikan pembelajaran bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah Ta'ala, seberapa besar rezeki yang diberikan juga terkadang harus diimbangi juga dengan seberapa keras kita berusaha akan tetapi tetap ingat kepada Allah Ta'ala Yang Maha Memberi rezeki. Semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi kita semua, terima kasih dan Assalaamu 'alikum.
1 komentar:
Alhamduliliah cukup mengharuhkan kisahnya.saya juga mesti ikut menyadari bahwa rezki itu datang dari allah.sebagaimana sya juga sebgai sopi angkot ikut merasakan apa yg diutarakan dari sebuah kisah cerita nyata ini.semoga yg membaca slalu mengambil hikma dari cerita ini.
Post a Comment