Nadzar, Bagaimana Hukumnya..??
Pernahkah kita mendengar seseorang yang sedang sakit lalu
bernadzar, “jika saya sembuh saya akan membangun masjid” “jika orang tua saya
sembuh saya akan memberangkatkannya naik haji” “jik saya naik pangkat saya akan
membangun jalan” dan masih banyak lagi bentuk-bentuk nadzar. Nadzar itu berupa
janji, dan janji harus di tepati. Sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW yang di
riwayatkan oleh Ibnu Umar berikut ini :
وَعَنْ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: ( قُلْتُ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي نَذَرْتُ فِي اَلْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ قَالَ: فَأَوْفِ بِنَذْرِكَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَزَادَ اَلْبُخَارِيُّ فِي رِوَايَة (فَاعْتَكَفَ لَيْلَةً)
Dari Ibnu Umar bahwa aku berkata: Wahai Rasulullah, pada masa
jahiliyyah aku pernah bernadzar akan beri'tikaf semalam di Masjidil Haram.
Beliau bersabda: "Penuhilah nadzarmu." Muttafaq Alaihi. Bukhari
menambahkan dalam suatu riwayat: Lalu ia beri'tikaf semalam.
Dari hadist di atas ada perintah “Penuhilah Nadzarmu” ini
menunjukkan bagi siapa saja yang pernah mengucapkan nadzar wajib baginya untuk
memenuhi nadzar tersebut.
Di hadist yang lain Nabi Muhammad SAW juga bersbda:
وَعَنْ ثَابِتِ بْنِ اَلضَّحَّاكِ رضي الله عنه قَالَ: ( نَذَرَ رَجُلٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى اللهعليه وسلم أَنْ يَنْحَرَ إِبِلاً بِبُوَانَةَ, فَأَتَى رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَهُ فَقَالَ: هَلْكَانَ فِيهَا وَثَنٌ يُعْبَدُ ؟ قَالَ: لَا قَالَ: فَهَلْ كَانَ فِيهَا عِيدٌ مِنْ أَعْيَادِهِمْ ؟ فَقَالَ: لَا فَقَالَ: أَوْفِبِنَذْرِكَ فَإِنَّهُ لَا وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِي مَعْصِيَةِ اَللَّهِ, وَلَا فِي قَطِيعَةِ رَحِمٍ, وَلَا فِيمَا لَا يَمْلِكُ اِبْنُ آدَمَ )رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالطَّبَرَانِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ, وَهُوَ صَحِيحُ اَلْإِسْنَادِ وَلَهُ شَاهِدٌ: مِنْ حَدِيثِ كَرْدَمٍ عِنْدَ أَحْمَدَ
Tsabit Ibnu ad-Dhahhak Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada masa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ada seseorang bernadzar hendak
menyembelih unta di Buwanah, lalu ia menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dan menanyakan hal itu. Beliau bertanya: "Apakah di situ pernah ada
berhala yang disembah?". Ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya: "Apakah
di situ pernah dirayakan hari raya mereka?". Ia menjawab: Tidak. Beliau
bersabda: "Penuhilah nadzarmu, sesungguhnya nadzar itu tidak boleh
dilaksanakan bila ia mendurhakai Allah, memutuskan tali persaudaraan, dan
nadzar pada suatu benda yang tidak dimiliki oleh manusia." Riwayat Abu
Dawud dan Thabrani dengan lafadz menurutnya. Sanadnya shahih.
Ada hadits saksi dari Kardam yang diriwayatkan oleh Ahmad.
Lantas bagaimana hukum ber nadzar itu, Nabi Muhammad SAW sebenarnya
telah melarang umatnya untuk mengucapkan nadzar sebagaimana seperti hadis yang
di riwayatkan Ibnu Umar berikut ini:
وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا, ( عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ نَهَى عَنْ اَلنَّذْر وَقَالَ: إِنَّهُ لَا يَأْتِي بِخَيْرٍ وَإِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ بِهِ مِنْ اَلْبَخِيلِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Umar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
ber-nadzar, beliau bersabda: "Ia tidak mendatangkan kebaikan, ia hanya
dikeluarkan oleh orang bakhil." Muttafaq Alaihi.
Lalu
bagaimana jika ada orang tua yang bernadzar namun belum sempat memenuhi
nadzarnya sudah meninggal dunia duluan, siapakah yang wajib menggugurkan
nadzarnya..??? anaknya, iya anaknya yang wajib untuk menggugurkan nadzar
ibunya. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW yang di ceritakan oleh Ibnu Abbas RA
berikut ini;……
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( اِسْتَفْتَى سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ رضي الله عنه رَسُولَاَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي نَذْرٍ كَانَ عَلَى أُمِّهِ, تُوُفِّيَتْ قَبْلِ أَنْ تَقْضِيَهُ ؟ فَقَالَ: اِقْضِهِ عَنْهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Sa'ad Ibnu Ubadah meminta
petunjuk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang nadzar ibunya yang
telah meninggal sebelum melaksanakannya. Beliau bersabda: "Laksanakan
untuknya." Muttafaq Alaihi.
Punya orang tua yang pernah bernadzar namun belum sempat menepati
nadzarnya sudah keburu meninggal dunia, segera gugurkan kewajiban orang tua
kamu sebagaimana perintah Baginda Nabi besar Muhammad SAW pada hadist di atas.
Semoga bermanfaat, jangan lupa di share ya….. Terimakasih.
0 komentar:
Post a Comment