Pada suatu majelis, Ibnu Atha'illah sedang berceramah di depan para mahasiswanya di Al-Azhar. Dari ceramah beliau tersebut, muncul sebuah ungkapan yang sangat dalam sekali maknanya.
"Sesungguhnya Allah Ta'ala tersembunyi dari pandangan mata namun tidak dalam pandangan batin. Orang-orang yang mengenal Allah Ta'ala dengan ma'rifat yang benar, akan menyaksikan pengaruh eksistensi-Nya dalam bentuk-bentuk ciptaan dan pencipta-an berbagai manusia"
"Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? sementara Dia-lah yang menampakkan segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah yang nampak pada segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah yang menampakkan segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah pemilik segala sesuatu. Sementara Dialah yang nampak dari segala sesuatu yang ada. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah yang tunggal adanya dan tanpa sekutu bersamanya. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? sementara Dialah yang lebih dekat dengan kalian dibandingkan segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? sementara tanpa Dia segala sesuatu tidak akan pernah ada."
Kemudian seorang mahasiswa berteriak histeris, "Tuanku! Ungkapan bermakna ini harus tetap tersimpan dan ditulis agar orang-orang bertaqwa dapat menukilnya dan haram hukumnya bila terbuang sia-sia di udara"
Lantas Ibnu Atha'illah berkata, "Saya akan mencatatnya jika Allah Ta'ala mengijinkan". Setelah itu beliau beranjak pergi dan diikuti oleh para mahasiswanya.
 |
| Sumber gambar: datdut.com |
"Sesungguhnya Allah Ta'ala tersembunyi dari pandangan mata namun tidak dalam pandangan batin. Orang-orang yang mengenal Allah Ta'ala dengan ma'rifat yang benar, akan menyaksikan pengaruh eksistensi-Nya dalam bentuk-bentuk ciptaan dan pencipta-an berbagai manusia"
"Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? sementara Dia-lah yang menampakkan segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah yang nampak pada segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah yang menampakkan segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah pemilik segala sesuatu. Sementara Dialah yang nampak dari segala sesuatu yang ada. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? Sementara Dialah yang tunggal adanya dan tanpa sekutu bersamanya. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? sementara Dialah yang lebih dekat dengan kalian dibandingkan segala sesuatu. Bagaimana bisa dijelaskan, bahwa sesuatu sanggup menghalangi-Nya? sementara tanpa Dia segala sesuatu tidak akan pernah ada."
Kemudian seorang mahasiswa berteriak histeris, "Tuanku! Ungkapan bermakna ini harus tetap tersimpan dan ditulis agar orang-orang bertaqwa dapat menukilnya dan haram hukumnya bila terbuang sia-sia di udara"
Lantas Ibnu Atha'illah berkata, "Saya akan mencatatnya jika Allah Ta'ala mengijinkan". Setelah itu beliau beranjak pergi dan diikuti oleh para mahasiswanya.
0 komentar:
Post a Comment